3 TAHAPAN PROSES PENGOLAHAN AIR LIMBAH


3 TAHAPAN PROSES PENGOLAHAN AIR LIMBAH

  • Pengolahan Tahap I ( Proses Pengolahan secara Fisika )
  • Pengolahan Tahap II (Proses Pengolahan Secara Biologis )
  • Pengolahan Tahap III (Proses Pengolahan tambahan )

Pengolahan Tahap I ( Proses Pengolahan secara Fisika )

Screen

Screening

Basket Screen 50 x 40 x 40 cm

Screen halus : 0.25-0.5 cm

Solid Separasi

  • Proses pemisahaan padatan dengan cairan
    • Screening : Metode pemisahaan menggunakan saringan
    • Clarifier : Metode pengendapan
    • Floating : Metode pengapungan dengan tiupan udara
    • Filtration : Metode penyaringan dengan kain membrane

Grease Trap

Grease Trap adalah proses pemisahaan lemak & minyak dengan air kotor untuk akan di olah akan di alirkan secara gravitasi ke dalam bak Equaliasasi.

Proses Equalisasi

Menstabilkan/menghomogenkan debit/konsentasi air limbah

Mengefektifkan proses selanjutnya

Kelengkapan

  • Mixing :

Menghindari pengendapan dan homogenisasi konsentrasi air limbah.

  • Aerasi ( jika diperlukan ) :

Menghindari kondisi septic dan bau

Waktu tinggal air limbah di suatu tempat

HRT Equalization Basin max 8 jam ( 1 shift )

  • Untuk menjaga agar proses homogenisasi berjalan dengan optimal
  • Untuk menurunkan suhu
  • Untuk memudahkan mengatur konsentrasi COD/BOD/TOC.

BAB II

DISAIN PROSES PENGOLAHAN SECARA BIOLOGI

Seluruh air limbah yang dihasilkan dari kegiatan domestik yaitu air limbah dapur, air limbah kamar mandi, air limbah pencucian, air limbah wastafel, air limpasan dari tangki septik dan air limbah lainnya, seluruhnya dialirkan ke bak pemisah lemak atau minyak. Bak pemisah lemak tersebut berfungsi untuk memisahkan lemak atau minyak yang berasal dari kegiatan dapur, serta untuk mengendapkan kotoran pasir, tanah atau senyawa padatan yang tak dapat terurai secara biologis.

Selanjutnya limpasan dari bak pemisah lemak dialirkan ke bak ekualisasi (Sum Pit) yang berfungsi sebagai bak penampung limbah dan bak kontrol aliran. Air limbah di dalam bak ekualisasi selanjutnya dipompa ke unit IPAL.

Proses di dalam unit IPAL sbb :

1. Pengendapan Awal

pertama air limbah dialirkan masuk ke bak pengendap awal, untuk mengendapkan partikel lumpur, pasir dan kotoran organik tersuspensi. Selain sebagai bak pengendapan, juga berfungsi sebagai bak pengurai senyawa organik yang berbentuk padatan, sludge digestion (pengurai lumpur) dan penampung lumpur.

Air limpasan dari bak pengendap awal selanjutnya dialirkan ke Chamber Equalisasi / Anoxic dengan arah aliran dari atas ke bawah.

2. Equalisasi Chamber / Anoxic Chamber

Equalisasi Chamber berfungsi untuk  Ruang pengumpul air limbah di ruang ini di aduk oleh hembusan angin blower dengan diffuser untuk mengaduk air limbah sebelum di alirkan ke  bak kontaktor anaerob (biofilter Anaerob) dengan arah aliran dari atas ke bawah.

3. Anaerobic Chamber

Anaerobic Chamber berfungsi sebagai tempat penguraian zat –zat organic yang ada dalam air limbah dengan bantuan bakteri anaerobic/ fakultatif aerobic. Lapisan film mikroorgamisme akan tumbuh pada permukaan media dan menguraikan zat organic yang belum terurai di Anoxic Chamber. Kumpulan mikroorganisme, umumnya bakteri terlibat dalam transformasi senyawa organic menjadi metan. Lebih jauh lagi, terdapat interaksi sinergis antara bermacam- macam kelompok bakteri yang berperan dalam penguraian limbah. Meskipun beberapa jamur (fungi) dan protozoa dapat ditemukan dalam penguraian anaerobik, bakteri tetap merupakan mikroorganisme yang paling dominan bekerja didalam proses penguraian anaerobik. Sejumlah besar bakteri anaerobik dan fakultatif (seperti : Bacteroides, Bifidobacterium, Clostridium, Lactobacillus, Streptococcus).

terlibat dalam proses hidrolisis dan fermentasi senyawa organik. Keseluruhan reaksi dapat digambarkan sebagai berikut (Polprasert, 1989) :

Senyawa organic ®CH ­ +CO ­ +H ­ +NH ­ +H S ­

Lumpur yang dihasilkan pada proses anaerobic lebih sedikit (3 – 20 kali lebih sedikit dari pada proses aerobic). Anaerobic Chamber dilengkapi dengan media sarang tawon sebagai tempat berkembang biak bakteri dan support media yang terbuat dari FRP.

4. Aerobic Chamber

Aerobic Chamber berfungsi sebagai proses reaksi biologi untuk menguraikan zat organic dalam air limbah dengan bantuan bacteria aerobic sambil di aerasi. Pada proses aerob hasil pengolahan dari anaerob yang masih mengandung zat organic dan nutrisi diubah menjadi sel bakteri baru, hidrogan maupun karbon dioksida oleh sel bakteri dalam kondisi cukup oksigen. Persamaan umum reaksi penguraian aerob adalah :

Bahan Organik + O2 ¾¾¾¾¾® mikrobaaerob sel baru + energi untuk sel + CO2 + H2O +

Produk akhir lainnya.

Udara dihembuskan di bagian bawah tangki dengan menggunakan diffuser sehingga mikroorganisme yang tumbuh dan menempel pada media menguraikan zat organic. Aerobic Chamber terdiri dari dilengkapi dengan media sarang tawon sebagai tempat berkembang biak bakteri, support media yang terbuat dari FRP dan diffuser di bagian bawah tangki.

5. Sedimentation Akhir  Chamber

Sedimentation Chamber berfungsi sebagai tempat pemisahan padatan mikroorganisme hasil proses biologi dan dengan air jernih secara gravitasi. Sedimentation Chamber dilengkapi dengan lamella, air lift dan scum skimmer.

Lamella yang dipasang pada bagian atas Sedimentation Chamber dengan sudut kemiringan tertentu mempercepat pemisahan padatan dengan air olahan. Padatan yang diendapkan di dasar tangki dibuang ke Sedimentasi Awal secara berkala dengan menggunakan air lift.

6. Effluent Chamber

Effluent Chamber berfungsi sebagai tempat penampungan sementara air hasil olahan dan tempat diisinfektan. Air olahan dikontakkan dengan klorin padat untuk membunuh bakteri – bakteri pathogen yang terkandung dalam air olahan sehingga air olahan aman di buang ke sungai atau saluran umum.

Related posts

Leave a Comment